Jumat, 25 November 2011

karya ilmiah populer


MENULIS KARYA ILMIAH POPULER
I. PENDAHULUAN


Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin urgen untuk ditekuni.

Ada banyak jenis tulisan yang dapat dinikmati di zaman sekarang. Kecanggihan teknologi telah mewujudkan hal-hal yang dulu hanya menjadi khayalan para pendahulu kita. Hari ini, kumpulan karya tulis dapat dinikmati dengan mudah. Dari Koran, majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga internet yang secara cuma-cuma mengobral informasi dan ilmu dari dunia maya. Perkembangan dunia tulis menulis demikian pesatnya. Bentuk karya tulis semakin berwarna dan beragam. Tapi hakikatnya, karya tulis terbagi kepada dua pembagian besar: fiksi dan non-fiksi. Satu diantara jenis tulisan non-fiksi yang banyak kita temukan adalah karya tulis ilmiah populer.

Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik atau bahkan cerita pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian ilmiah tetapi disajikan dalam bentuk yang mendalam sebagai hasil ilmiah. Itulah sebabnya tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan ikan bandeng, proses pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah. Sedangkan istilah tulisan ( karya tulis) dimasukkan, untuk menyatakan karangan yang disusun berdasarkan ide penulisnya yang diperkuat oleh data serta pernyataan dan gagasan orang lain. Itulah sebabnya kita mengenal istilah penulis.

Dalam hal ini harus dibedakan antara penulis dengan pengarang. Penulis di samping mengungkapkan ide yang terkandung di dalam dirinya, dapat juga ide tersebut didukung oleh gagasan dan pernyataan orang lain, bahkan kadang-kadang penulis hanya mengkombinasikan pendapat dari banyak orang, serta didukung oleh informasi yang diolah dalam bentuk baru dan utuh. Ciri khas sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan metode ilmiah ialah keobyektifan pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman makna yang disajikan.

Keobyektifan dan kedalaman, dua hal yang senantiasa diusahakan agar tulisan dapat dirasakan ilmiah. Sedangkan pengarang semata-mata mengungkapkan pernyataan dan pendapat berdasar ide yang mencuat dari dalam dirinya, tanpa didukung oleh data dan informasi yang jelas. Sebuah tulisan akan dirasakan ilmiah apabila tulisan itu mengandung kebenaran secara obyektif, karena didukung oleh informasi yang sudah teruji kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subyektif) dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang mampu menukik ke dasar masalah.

Tulisan ilmiah akan kehilangan keilmiahannya apabila yang dikemukakan ilmu (teori dan fakta) pengetahuan saja yang sudah diketahui oleh umum dan berulang kali dikemukakan. Penulisan ilmiah menuntut adanya keterampilan khusus dari penulisannya, karena di samping harus mengumpulkan data, menganalisa data, dengan menggunakan metode ilmiah juga menyajikan dalam bentuk tulisan. Bahasa dalam karya ilmiah dituntut lugas/harfiah makna kata-katanya. Atau boleh dikatakan pembaca tidak menafsirkan arti kata-katanya satu persatu. Itulah sebabnya tulisan ilmiah mengandung makna denotataif.

Dari latar belakang di atas maka dalam makalah ini dapat rumusan-rumusan asalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian Menulis Karya Ilmiah Populer?
2. Apakah perbedaan karya ilmiah murni dengan karya ilmiah populer?
3. Apa ciri-ciri karya ilmiah populer?
4. Bagaimana tahapan dalam menulis karya ilmiah populer?

Dalam menulis makalah ini kami mendapatkan banyak sekali manfaat dari segi akademik maupun non akademik. Manfaat tersebut diantaranya:
a. Mengetahui seluk beluk Karaya ilmiah populer.
b. Mengetahui langkah-langkah dalam penulisan karya ilmiah populer.
c. Memperkaya wawasan penulis tentang jenis-jenis karya ilmiah.

II. MENULIS KARYA ILMIAH POPULER


2.1 PENGERTIAN KARYA ILMIAH POPULER

Untuk memahami jenis tulisan ilmiah populer secara lebih dekat, akan lebih baik bila dilakukan terlebih dahulu pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah, dan populer itu sendiri. Dari sana semoga akan ditemukan makna yang utuh tentang jenis tulisan ini. Berikut pemaparan ringkas dari ketiga elemen itu.

A. Tulisan
Tulisan, menurut Suseno (dalam http://irsyad82.multiply.com), adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis. Ia bukan pengarang. Sebab ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan menjadi satu) pelbagai bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah cerita baru lagi yang lebih utuh.
B. Ilmiah
Menurut Azizi (dalam http://irsyad82.multiply.com) Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memnuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melaikan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara professional.
Contoh dari karya tulis ilmiah seperti definisi di atas adalah makalah (paper), artikel ilmiah, Skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. Defenisi ilmiah ini sendiri akan mengalami reduksi (pengurangan) makna bila kelak digandengkan dengan kata populer.

C. Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah popular merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
Menurut Ajusniye (dalam http://ajusniye.multiply.com) karya imiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal – hal kehidupan sehari – hari.
“Tulisan ilmiah: tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya”. (Eko Susilo, M. 1995:11).

Sementara itu menurut KBBI (2002 : 370-371) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan, sedangakan ilmiah populer diartikan sebagai mengunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam. Istilah ilmiah populer biasanya dikaitkan dengan artikel atau gaya penulisan karya ilmiah.
Setelah pemaparan singkat ini, kiranya dapat ditarik kesimpulan yang semoga komprehensif tentang apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah populer. Seperti yang dikatakan di atas, bahwa secara otomatis akan ada proses reduksi makna ilmiah dari makna aslinya ketika digandengkan dengan kata populer. Bila karya ilmiah di satu sisi kita sebut adalah nash umum, maka kata-kata populer adalah takhsishnya. Maka karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam. Dengan pengertian seperti ini, benar bila dikatakan bahwa ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dengan masyarakat awam.

Bila ingin ditambahkan dengan penjelasan kata tulisan di awal tadi, maka dapat kita katakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain, daripada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri. Artinya, karya tulis ilmiah. mengutip pendapat Soeseno, lebih cocok disebut sebagi tulisan ketimbang karangan. Satu hal yang pasti, meski melangalami reduksi, kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.


2.2 PERBEDAAN ANTARA TULISAN ILMIAH POPULER DENGAN TULISAN ILMIAH MURNI

Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bahan : Menyajikan fakta yang benar / objektif, dapat dibuktikan
2. Penyajian : Menggunakan bahasa yang cermat (formal dan konkret), sistematis (sesuai dengan langkah kerja).
3. Sikap Penulis : Jujur (tidak berlebih-lebihan atau mengurangi ssuatu); objektif (tidak mengejar keuntungan pribadi).
4. Penyimpulan : berdasarkan fakta dan tidak emotif.
Isi ( batang tubuh ) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh John Dewey (dalam http://ajusniye.multiply.com), ada 5 langkah pokok proses ilmiah.
1. Mengenali dan merumuskan masalah
2. Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
3. Merumuska hipotesis ( dugaan hasil sementara )
4. Menguji hipotesis
5. Menarik kesimpulan
Secara terperinci, ciri – ciri karya ilmiah populer diurutkan sebagai berikut.
1. Bahan : Menyajikan fakta objektif
2. Penyajian : Menggunakan bahasa yang cermat,tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
3. Sikap Penulis : Tidak memancing pertanyaan – pertanyaan yang meragukan, mengimbau perasaan pembaca agar seolah – olah mereka menghindari sendiri.
4. Penyimpulan : memberikan fakta bebicara sendiri sekalipun didahului dengan membimbing dan mendorong pembacanya untuk berpikir tentang aplikasi.
Mengingat sasaran baca karya ilmiah populer adalah masyarakat umum, hampir tidak ada bentuk penyusunan karya ilmiah populer ini yang baku. Kebiasaan yang dimilikinya selalu dimanfaatkan para penulis untuk membentuk teknis penulisan sendiri – sendiri.
Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau tabloid. Dengan demikian, kita dapat berlatih dengan mengenali sarana baca yang potensial menjadi tempat yang dituangkannya karya ilmiah populer. Contoh karya ilmiah popular yang mudah diperoleh ialah majalah dan koran.
Dalam menganalisis karya ilmiah mahasiswa, ada dua hal yang dapat dijadikan patokan baik tidaknya sebuah karya ilmiah, yakni : fakta dan penalaran. Fakta yang berterima adalah fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan penalaran yang berterima adalah penalaran yang logis.
Dapat disimpulkan bahwa beda antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dll) sesungguhnya terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Menurut Tagedogawa (dalam http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com) arikel ilmiah populer berbeda dengan artikel ilmiah murni , artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

Contoh kata ilmiah kata popular :
analogi kiasan, anarki kekacauan, bibliografi daftar pustaka, biodata biografi singkat, definisi batasan, diskriminasi perbedaan perlakuan, eksentrik aneh, final akhir, formasi susunan, format ukuran, friksi bagian, pecahan, indeks penunjuk, konklusi kesimpulan, kontemporer masa kini, mutakhir, kontradiksi pertentangan, menganalisa menguraikan, prediksi ramalan pasien orang sakit.
Artikel Media Massa
Artikel yang banyak dimuat di media massa, dari satu sisi merupakan karya tulis ilmiah populer. Sekalipun bersifat opini (gagasan murni), biasanya penulis artikel berangkat dari sejumlah referensi, entah itu kepustakaan atau hasil wawancara.
Hakim (2004 : 46) membagi artikel dari segi proses penggarapannya kepada dua model: pertama, artikel yang digarap dengan cara refleksi murni dari penulisnya, tanpa bantuan referensi, pustaka, dan rujukan ilmiah lain. Kedua, artikel yang dibikin dengan bantuan referensi, pustaka, dan rujukan ilmiah tertentu. Model kedua inilah yang lazim. Arief Hakim mengatakan: 'Artikel kebanyakan punya karakter `ilmiah` yang kental'.
Tulisan opini di media massa lazimnya adalah tulisan ilmiah populer. Karena para kolumnis media massa rata-rata adalah para pakar dan pengamat yang melakukan pengkajian mendalam terhadap masalah yang dibahasnya. Seperti dipaparkan sebelumnya, karya tulis ilmiah populer dalam arti yang sempit adalah derivasi (turunan) tulisan ilmiah yang dipopulerkan. Sehingga ia bisa berasal dari mempopulerkan tulisan ilmiah murni, atau bisa juga bisa berasal dari penulisan opini yang dibuat secara objektif dan mendalam.

2.3 CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH

Menurut Takedogawa (dalam http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com) ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
a. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah
b. Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
c. Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
d. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
e. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
Lebih jauh ia mengungkapakan tujan dari penulisan karya ilmiah yaitu:
1. Menyampaikan gaagsan pada masyarakat luas atau kalangan tertentu.
2. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai syarat dalam studi
3. Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah
4. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah.
5. Menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat luasatau kalangan tertentu.


2.4 LANGKAH-LANGKAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH POPULER
Secara umum, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh Nunan (dalam http://irsyad82.multiply.com) , yakni: (1) tahap pra-penulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing). Dalam prakteknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
(1) tahap persiapan (pra-penulisan)
(2) tahap inkubasi
(3) tahap iluminasi
(4) tahap verifikasi/evaluasi
Hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistic, dan lain-lain) melalui keempat tahap ini. Berikut paparan keempat fase ini:
Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.

Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika kita duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain.
Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Agar gagasan tidak menguap begitu saja, seorang pembelajar menulis yang baik selalu menyediakan ballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya ke mana pun ia pergi.
Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Beberapa Catatan Penting yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Karya tulis Ilmiah Populer menurut Azizi (dalam http://irsyad82.multiply.com) diantaranya:
1. Dalam konsep penulisan hard news (berita singkat) ada sistem yang disebut alur piramida terbalik, yang berarti dimulai dari informasi yang terpenting sampai ke detail yang kurang penting. Keuntungannya, pembaca cepat mendapat informasi utama. Untuk sebuah karya ilmiah seperti ilmiah populer, model ini kurang tepat untuk digunakan. Sebab terkesan membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa sudah cukup dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih lanjut. Walau tidak salah, sistem penulisan seperti ini akan mengurangi daya tarik sebuah karya tulis ilmiah.
2. Tentukan secara pasti, Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda, media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb), gaya penulisan apa yang paling tepat, serta kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda.
Walau factor-faktor ini lazim digunakan untuk semua jenis karya tulis, tapi untuk penulisan ilmiah populer ia menjadi lebih urgen. Karena sekali lagi, sesungguhnya ilmiah populer adalah papan yang menjembatani antara ilmu dengan masyarakat umum. Sehingga pemilihan kata, pertimbangan segmen tulisan, termasuk kemungkinan waktu pembaca amat penting dipertimbangkan.
3. Kecerdasan menentukan topik bahasan akan sangat berpengaruh kepada menarik atau tidaknya hasil karya tulis. Ada beberapa kiat untuk menarik minat pembaca terhadap sebuah tulisan seperti ilmiah populer, di antaranya:
a. Kaitkan dengan kondisi actual
b. Kaitkan dengan aktivitas sehari-hari
c. Perkenalkan ilmu atau temuan baru
d. Bahas permasalahan dengan sudut pandang yang baru, atau berbeda dengan bahasan-bahasan topik sejenis.
Sejalan dengan pendapat diatas Dalman (2009 : 79) menyebutkan bahwa bagian penulisan karya ilmiah dibatasi dengan penguasaan jenis tulisan, penguasaan paragraf dan penguasaan komposisi atau esai. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1. Paragraf
Paragraf yang baik harus memenuhi unsur: (1) kalimat topik dijelaskan secara tegas ide pembatasan, (2) memiliki kalimat pengembang, (3) memiliki kalimat penyimpul, (4) memiliki koherensi, dan (5) memiliki keutuhan.
2. Komposisi atau esai
Komposisi ialah tulisan yang terdiri atas 3 sampai 5 paragraf karena sifatnya uraian bebas, komposisi biasa disebut dengan esai. Dalam bentuk lain, komposisi ini berupa tulisan opini untuk surat kabar, kolom majalah, teks pidato, ulasan buku, atau komentar. Jenis wacana dalam tulisan ini umumnya eksposisi dan argumentasi
3. Pengembangan komposisi
Sama dengan struktur paragraf, struktur komposisi terdiri atas: pembuka, isi dan penutup.

Paragraf pembuka bertujuan untuk menjelaskan batasan apa yang hendak diuraikan penulis dalam keseluruhan esai. Paragraf pengembang bertujuan untuk menjelaskan dan menguraikan tesis yang dijelaskan dalam paragraf pembuka. Paragraf penutup berisi simpulan dari uraian yang ditulis dalam paragraf pengembang.

Sementara itu menurut Sutrisno (dalam http://www.scribd.com) menyebutkan bahwa dalam pendahuluan berisi judul dan kata-kata kunci. Isi berisi permasalahan, uraian teori, uraian fakta, upaya pemecahan masalah, simpulan, dan saran. Penunjang berisi tentang daftar pustaka/rujukan dan bio data.

III. PENUTUP

Perlu ditekankan bahwa sebagai sebuah titian yang menjembatani dunia ilmiah dengan masyarakat umum, tulisan ilmiah populer memiliki peran penting dalam misi pencerdasan kehidupan umat. Standar kecanggihan sebuah tulisan ilmiah populer tidaklah terletak pada bahasa ilmiah yang bejibun dan membingungkan. Justeru ia menemukan nilainya di pemilihan bahasa yang mampu dicerna orang banyak. Di situlah ia menemukan hakikat populer yang melekat di ujung namanya.
Akhirnya, selamat mencoba. Selamat berjuang dan berkarya. Tulisan yang bagus tidak serta muncul dengan simsalabim, tapi melalui proses panjang yang membutuhkan kesabaran membaja. Di sanalah justeru nilai jihadnya terkandung. Wallahu a`lam.



DAFTAR PUSTAKA

Ajusniye (2005). Perbedaan Tulisan Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Murni. (online) tersedia: http://ajusniye.multiply.com/journal/item/1, 1/05/2010.
Dalman. (2009). Mata Kuliah Ketrampilan Menulis. Bandar Lampung.
Hakim, M. Arief. (2004). Menulis Artikel di Media, Dari Pemula Sampai Mahir. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia.
Irsyad Azizi. (2007). Mengenal Karya Tulis Ilmiah Populer. (online) tersedia: http://irsyad82.multiply.com/journal/item/24, 1/05/2010.
Sutrisno. (2009). Teknik Penulisan Karya Ilmiah Populer. (online) tersedia: http://www.scribd.com/doc/17324314/Teknik-Penulisan-Karya-Ilmiah-Populer, 1/05/2010.
Takedogawa. (2010). Hakikat Karya Ilmiah Ciri-ciri Karya Ilmiah. (online) tersedia: http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-karya.html, 1/05/2010.
Tim Penyusun. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Wardani, I.G.A.K. dkk. (2007). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar